Mungkin sulit untuk membedakan mutisme selektif dari autisme pada pandangan pertama, karena ciri utama mutisme selektif (kesulitan berinteraksi secara sosial) adalah tanda autisme juga. Namun, autisme adalah kondisi spektrum yang berdampak lebih dari sekedar apakah orang tersebut dapat berbicara atau tidak. Jika Anda memperhatikan bahwa Anda atau anak yang Anda kenal mengalami kesulitan dengan situasi sosial, memperhatikan perilaku orang tersebut secara keseluruhan dapat membantu Anda membedakan satu kondisi dari yang lain dan mencari diagnosis yang akurat.
Langkah
Bagian 1 dari 3: Menganalisis Komunikasi
Langkah 1. Pahami bagaimana kondisi dapat terlihat sama
Autisme dan bisu selektif keduanya dapat berbagi ciri-ciri seperti …
- Introversi
- Pidato terbatas
- Menghindari kontak mata
- Tidak menanggapi orang lain yang menyapa mereka
- Kesulitan menggunakan komunikasi nonverbal
- Kesulitan mengekspresikan emosi atau pikiran
- "Menempel pada" atau mengikuti orang-orang tertentu
- Kesulitan menjalin pertemanan
- Kecemasan sosial
Langkah 2. Pertimbangkan kapan orang tersebut mencapai tonggak sosial pada masa bayi
Saat mereka tumbuh, bayi dan balita diharapkan untuk memenuhi tonggak sosial tertentu pada kecepatan tertentu - seperti kontak mata, tersenyum, mengoceh, dan berbicara. Sementara seseorang dengan bisu selektif akan mencapai tonggak ini pada kecepatan yang diharapkan, orang autis mungkin telah mencapainya lebih awal, terlambat, atau tidak sama sekali.
- Luangkan waktu untuk berpikir - kapan anak mulai tersenyum? Melambai? Membuat suara? Menanggapi nama mereka? Bagaimana tanggapan mereka saat dihibur? Apakah mereka pernah tampak kehilangan keterampilan atau kemunduran?
- Tidak semua orang autis mengalami keterlambatan bicara. Beberapa belajar berbicara tepat waktu, atau bahkan mulai berbicara lebih awal.
Tahukah kamu?
Sementara beberapa anak dengan mutisme selektif mengalami keterlambatan bicara, mereka tidak terhubung. Hanya sekitar 20% anak-anak dengan mutisme selektif yang mengalami keterlambatan atau gangguan bicara.
Langkah 3. Lihat seberapa konsisten perilaku tersebut
Seseorang dengan bisu selektif dapat berbicara dengan relatif normal, selama mereka berada di sekitar orang yang mereka percayai. Namun, mereka akan menjadi tidak dapat berbicara di sekitar orang lain dan merasa sangat cemas di sekitar mereka. Orang autis biasanya akan menampilkan pola bicara yang sama di sekitar semua orang, sehingga mereka mungkin tidak berbicara dengan siapa pun, atau hanya berbicara sedikit.
- Orang autis untuk sementara dapat kehilangan kemampuan untuk berbicara di bawah tekanan, bahkan jika orang tersebut biasanya dapat berbicara secara normal. Namun, mereka akan dapat menggunakan keterampilan ini lagi saat stresornya hilang.
- Seseorang dengan bisu selektif bisa sangat banyak bicara di sekitar orang "aman" mereka, dan dapat digambarkan sebagai kotak obrolan.
- Beberapa orang dengan bisu selektif dapat berbicara secara normal dengan beberapa orang di luar keluarga mereka, seperti teman sebaya mereka. Namun, di luar "kelompok aman" ini, orang tersebut tidak akan dapat berbicara.
Langkah 4. Dengarkan suara orang tersebut
Seorang autis mungkin memiliki suara yang tidak biasa, atau berbicara aneh dibandingkan dengan rekan-rekan mereka; mereka mungkin terdengar monoton atau bernyanyi, berbicara dengan volume, kecepatan, atau nada yang "salah", kata ganti terbalik, atau terdengar seolah-olah mereka sedang membacakan naskah. Seseorang dengan mutisme selektif biasanya tidak memiliki kebiasaan ini.
- Beberapa orang dengan bisu selektif mungkin dapat berbisik kepada orang lain, atau membuat suara singkat dengan suara yang "bukan milik mereka".
- Orang autis mungkin tidak dapat memberikan tanggapan yang "benar", dan mungkin mengatakan hal-hal yang tidak sesuai dengan konteks percakapan (seperti mengatakan "Anak anjing pergi ke luar" ketika tidak ada anjing di dalam ruangan).
- Seseorang dengan bisu selektif mungkin memiliki gangguan bicara atau bahasa, seperti gagap. (Namun, gangguan bicara bukanlah bagian dari mutisme selektif.)
Langkah 5. Pertimbangkan apa yang dibicarakan orang tersebut
Ketika orang tersebut berbicara, pertimbangkan topik percakapan mereka. Mereka yang memiliki sifat bisu selektif cenderung berbicara tentang banyak hal dan memiliki minat yang sesuai dengan perkembangan, sedangkan orang autis mungkin hanya fokus pada satu topik dan mengalami kesulitan mendiskusikan hal lain.
- Seorang autis mungkin "berceloteh" tentang topik tertentu, termasuk beberapa topik yang kebanyakan orang seusia mereka tidak akan tertarik (misalnya, seorang anak kecil "menginformasikan" tentang penghapusan kromosom). Mereka mungkin membaca daftar panjang informasi atau memberikan hal-hal sepele yang tak ada habisnya tentang hal itu, dan tidak menyadari ketika pendengar tidak tertarik atau mulai bosan.
- Meskipun mereka mungkin cukup banyak bicara ketika nyaman, seseorang dengan bisu selektif biasanya akan memahami bahwa percakapan adalah memberi dan menerima. Seorang autis mungkin mendominasi percakapan tanpa menyadari pendengar ingin berbicara, atau berjuang untuk melanjutkan percakapan.
Langkah 6. Analisis bagaimana orang tersebut mempelajari keterampilan sosial
Seseorang dengan mutisme selektif sering mengembangkan keterampilan sosial dengan kecepatan yang sama dengan orang neurotipikal. Ini lebih intuitif bagi mereka, dan mereka biasanya tidak perlu diajari aturan sosial yang tidak diucapkan (misalnya memberi orang ruang pribadi). Orang autis lebih mungkin mengalami masalah dengan keterampilan ini, dan mungkin perlu diajarkan secara eksplisit.
Aturan sosial seperti giliran, sopan santun, dan "kebohongan putih" dapat membingungkan orang autis, terutama jika aturan itu tampak sewenang-wenang atau tidak selalu diterapkan
Tahukah kamu?
Anak perempuan autis lebih cenderung menutupi kesulitan sosial mereka dan meniru perilaku teman sebayanya.
Langkah 7. Perhatikan apakah orang tersebut mengungkapkan ketertarikannya pada rekan-rekan mereka
Orang autis mungkin tampak tidak tertarik dengan teman sebayanya, atau lebih suka menghabiskan waktu dengan orang yang berbeda usia dengannya. Seseorang dengan mutisme selektif ingin berinteraksi dengan orang lain, tetapi kecemasan mereka menghalangi mereka untuk berbicara atau bergabung dengan kegiatan kelompok.
- Anak-anak autis mungkin lebih suka bermain sendiri atau paralel; bermain dengan anak-anak lain mungkin membingungkan atau membuat mereka kewalahan. Seorang anak dengan bisu selektif mungkin memilih untuk bermain sendiri, tetapi ini karena mereka tidak dapat berbicara dengan teman sebayanya, bukan karena mereka bingung dengan teman sebayanya.
- Orang autis mungkin lebih suka berbicara dengan orang yang lebih tua atau lebih muda dari mereka - misalnya, seorang anak berbicara dengan orang dewasa, atau seorang remaja menghabiskan waktu dengan anak-anak yang lebih muda. Bagi mereka, itu tidak sesulit berbicara dengan rekan-rekan mereka. Seseorang dengan bisu selektif hanya akan berbicara dengan orang "aman" mereka, karena terlalu sulit untuk berbicara dengan orang lain.
- Baik orang autis maupun orang dengan bisu selektif biasanya menginginkan beberapa teman. Orang autis mungkin mengalami kesulitan untuk mengetahui cara berteman; seseorang dengan mutisme selektif berjuang untuk mengatasi kecemasan mereka tentang melakukannya.
Tahukah kamu?
Baik orang autis maupun orang dengan mutisme selektif mungkin memiliki "orang aman" yang mereka tinggali. Orang ini mungkin membantu mereka merasa tenang dan/atau membantu mereka berkomunikasi.
Langkah 8. Perhatikan apakah orang tersebut memahami sinyal nonverbal
Seseorang dengan mutisme selektif cenderung memahami komunikasi nonverbal, seperti bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan nada suara. Seorang autis akan memperhatikan hal-hal ini, tetapi mungkin tidak mengerti apa artinya.
- Orang autis mungkin mengalami kesulitan mencoba untuk mencari tahu apa yang seseorang rasakan atau apa yang akan mereka lakukan selanjutnya, dan mungkin menjadi bingung atau kesal jika seseorang tidak memiliki pemikiran atau pendapat yang sama dengan mereka.
- Orang autis mungkin bergumul dengan sarkasme dan bahasa kiasan yang cerdas, dan sering kali menganggap sesuatu secara harfiah. Misalnya, mereka mungkin bingung dengan frasa seperti "Ada apa?" atau "Kucing punya lidahmu?". Ini bukan masalah bagi seseorang dengan mutisme selektif.
- Anak dengan selective mutism biasanya akan merespon jika namanya dipanggil dan akan melihat ke arah yang benar jika seseorang menunjuk sesuatu. Anak autis mungkin tidak menanggapi nama mereka atau melihat untuk melihat apa yang ditunjuk seseorang.
Langkah 9. Carilah penggunaan komunikasi nonverbal
Orang autis mungkin tidak menggunakan sinyal nonverbal atau menggunakannya secara tidak biasa. Seseorang dengan mutisme selektif tahu bagaimana berkomunikasi menggunakan sinyal nonverbal, dan dapat melakukan hal-hal seperti mengangguk, menunjuk ke objek atau orang, atau membaca dan berkomunikasi menggunakan bahasa tubuh.
- Orang autis mungkin menghindari kontak mata karena itu menyakitkan bagi mereka, atau terlalu banyak melakukan kontak mata dan "menatap orang ke bawah". Ekspresi wajah atau nada suara mereka mungkin tidak sesuai dengan apa yang mereka pikirkan atau rasakan.
- Seseorang dengan mutisme selektif mungkin tampak kaku atau memiliki gerakan atau ekspresi wajah yang "menyentak". Mereka mungkin tampak tegang atau cemas.
- Dalam beberapa kasus, mutisme selektif dapat menyebabkan seseorang membeku; mereka mungkin tidak dapat menggunakan bahasa tubuh atau melakukan kontak mata, tetapi mereka masih dapat memahaminya.
- Orang autis mungkin menggunakan beberapa bentuk komunikasi nonverbal untuk mengomunikasikan apa yang mereka inginkan atau butuhkan, seperti menunjuk sesuatu.
Langkah 10. Pertimbangkan keterampilan pemrosesan ucapan orang tersebut
Seseorang dengan mutisme selektif biasanya dapat memahami dan memproses ucapan pada tingkat yang sesuai dengan perkembangan. Seorang autis mungkin kesulitan untuk memproses atau memahami ucapan; mereka mungkin memiliki reaksi yang tertunda terhadap ucapan, tidak menanggapi seseorang yang berbicara kepada mereka, atau membutuhkan waktu ekstra untuk membentuk tanggapan.
Orang autis mungkin berjuang dengan gangguan pemrosesan pendengaran, dan mungkin perlu meredam atau "membisukan" suara lain (seperti mematikan kipas langit-langit atau pindah ke ruangan yang lebih tenang) untuk fokus dan memproses apa yang dikatakan seseorang kepada mereka
Langkah 11. Pertimbangkan pengulangan kata atau frasa (echolalia)
Orang autis mungkin menggunakan echolalia sebagai cara berkomunikasi, merangsang, atau menenangkan diri; sebaliknya, seseorang dengan mutisme selektif tidak mungkin menggunakan echolalia. Ekolalia dapat mencakup:
- Mengulangi apa yang baru saja dikatakan kepada mereka
- Mengulangi ungkapan yang mereka dengar ketika mereka merasakan emosi tertentu (misalnya mengatakan "selamat ulang tahun" ketika mereka bersemangat)
- Mengulangi instruksi saat mereka melakukan sesuatu
- Mengutip kalimat dari sesuatu (misalnya buku atau film) secara acak
Bagian 2 dari 3: Melihat Perilaku Lain
Bisu selektif hanya berdampak pada sosialisasi, sementara autisme juga memengaruhi perkembangan.
Langkah 1. Perhatikan garis waktu perkembangan yang tidak biasa
Orang autis cenderung mencapai tonggak perkembangan dan mempelajari keterampilan dengan kecepatan yang miring atau tidak teratur. Seseorang dengan bisu selektif biasanya akan mencapai tonggak pada kecepatan yang diharapkan.
- Orang autis dapat mencapai tonggak lebih awal atau lebih lambat dari yang diharapkan. Beberapa akan mengikuti garis waktu perkembangan yang khas, dan didiagnosis pada usia yang lebih tua.
- Pertimbangkan kedua tonggak perkembangan yang khas (bersuara/berbicara, berjalan, melatih toilet) dan pengembangan keterampilan (belajar membaca, mengikat sepatu, perawatan diri mandiri, mengendarai mobil).
- Kebisuan selektif dapat mempersulit seseorang untuk mencapai tonggak kehidupan di kemudian hari - seperti kuliah, mendapatkan pekerjaan atau mendapatkan SIM - karena sosialisasi yang diperlukan untuk ini.
- Orang autis dapat mengembangkan kecemasan tentang mencapai tonggak kehidupan di kemudian hari, karena kemandirian yang dibutuhkan bisa sulit bagi mereka. Mereka mungkin mencoba memberikan kompensasi berlebihan di bidang yang mereka kuasai, atau mencoba "mengganti" hal-hal yang belum bisa mereka lakukan.
Langkah 2. Perhatikan apakah seorang anak menggunakan permainan imajinatif
Anak-anak autis, ketika bermain, tampaknya tidak terlibat dalam permainan imajinatif; mereka mungkin menumpuk atau berbaris boneka mereka daripada membuat mereka berinteraksi, atau tampak lebih fokus pada memutar roda pada mobil mainan daripada membuatnya pergi ke suatu tempat. Anak-anak dengan mutisme selektif lebih cenderung terlibat dalam permainan imajinatif.
- Ini tidak berarti bahwa anak autis tidak memiliki imajinasi. Mereka sering membayangkan sesuatu dan tidak bertindak.
- Beberapa anak autis mungkin membaca dan memerankan adegan dari buku, film, dan drama yang mereka kenal. Ini mungkin terlihat seperti permainan imajiner pada pandangan pertama, tetapi mereka biasanya mengikuti materi aslinya dengan cermat.
- Anak-anak autis mungkin dapat terlibat dalam permainan imajinatif yang lebih jelas, seperti bermain peran, jika anak lain yang memimpin.
Langkah 3. Analisis perbedaan dalam pemrosesan sensorik
Sementara orang autis dan orang dengan bisu selektif dapat memiliki respons yang tidak biasa terhadap umpan balik sensorik, lebih umum bagi orang autis untuk memiliki masalah pemrosesan sensorik. Mereka mungkin sangat sensitif (hipersensitif), tidak cukup sensitif (hiposensitif), atau mengalami hiper dan hiposensitivitas. Masalah pemrosesan sensorik dapat memengaruhi kelima indera, dan juga dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk mengenali atau merasakan hal-hal seperti lapar, sakit, atau kebutuhan untuk menggunakan kamar mandi.
Langkah 4. Carilah preferensi untuk kesamaan
Orang autis sering lebih memilih untuk tetap pada rutinitas dan melakukan hal-hal dengan cara yang sama berulang kali. Jika rutinitas mereka terganggu atau diubah, mereka mungkin sangat kecewa karenanya, meskipun perubahannya sedikit. Ini tidak ada dalam mutisme selektif.
- Ini juga dapat berlaku untuk hal-hal yang tidak terkait dengan rutinitas; misalnya, orang autis mungkin marah jika seseorang memindahkan barang-barang mereka di meja atau di kamar mereka.
- Orang autis mungkin tidak menyukai atau menolak sebagian besar perubahan, bahkan jika perubahan itu hanya berdampak kecil atau hanya bersifat sementara (misalnya, tidak ingin pergi makan malam meskipun mereka menyukai makanan di restoran, karena mereka biasanya makan di rumah).
Langkah 5. Amati minat khusus yang penuh gairah
Banyak orang autis memiliki minat yang mereka minati dan sangat mereka ketahui. Minat khusus bisa tentang apa saja, mulai dari topik yang sangat luas (misalnya hewan) hingga topik yang sangat khusus (misalnya band tertentu). Sementara seseorang dengan mutisme selektif mungkin memiliki hasrat, mereka lebih dekat dengan hobi atau hasrat orang-orang neurotipikal, dan tidak begitu intens atau terfokus seperti minat khusus.
Orang autis dapat (dan sering akan) membacakan banyak informasi tentang minat khusus mereka sesuka hati, yang disebut infodumping
Langkah 6. Perhatikan stimming
Stimming (sering disebut "gerakan stereotip atau berulang" pada kriteria diagnostik) adalah semua jenis perilaku yang dilakukan untuk merangsang indra. Stimming sangat umum pada orang autis dan sering berfungsi untuk mengatur diri sendiri atau membantu konsentrasi. Jika seseorang melakukan stimming, mereka mungkin:
- Mengepakkan atau melambaikan tangan atau lengan mereka
- Menjentikkan jari mereka
- Bergoyang maju mundur
- Berputar berputar-putar
- Melihat benda-benda bergerak (misalnya menatap kipas angin di langit-langit)
- Menyentuh atau merasakan hal-hal bertekstur
- Bersuara dalam beberapa cara (misalnya bersenandung, membuat suara, menjerit, echolalia)
- Hal-hal berbau
- Bermain dengan sesuatu (misalnya mainan gelisah atau rambut mereka)
- Beberapa orang merangsang dengan cara yang berbahaya; misalnya, mereka mungkin menggaruk diri sendiri, menarik rambut mereka, memukul kepala mereka, atau memecahkan barang-barang. Rangsangan ini dapat diganti dengan alternatif agar tidak menimbulkan kerugian.
Tip:
Mereka yang memiliki sifat bisu selektif mungkin melakukan beberapa hal ini karena kecemasan. Pertimbangkan apakah orang tersebut melakukan hal-hal ini hanya saat cemas, atau jika mereka melakukannya saat merasa netral atau bahagia.
Langkah 7. Lihatlah keterampilan fungsi eksekutif
Fungsi eksekutif adalah kemampuan untuk mengatur, memetakan, dan menyelesaikan tugas. Sementara orang-orang dengan bisu selektif cenderung memiliki keterampilan fungsi eksekutif yang khas, orang autis mungkin berjuang dengan ini. Tanda-tanda disfungsi eksekutif meliputi:
- Memfiksasi atau bertahan pada aktivitas
- Kesulitan berpindah dari satu aktivitas ke aktivitas lainnya
- Kesulitan memulai atau menindaklanjuti tugas
- Membutuhkan dorongan untuk mengerjakan sesuatu
- Kesulitan mengendalikan reaksi emosional
- ketidakberaturan; kesulitan untuk tetap teratur (akibatnya mungkin sering kehilangan barang)
- Kontrol impuls yang buruk
Tahukah kamu?
Orang autis mungkin kehabisan energi untuk melakukan sesuatu; misalnya, jika mereka terlalu banyak mengerjakan proyek, mereka mungkin kesulitan menemukan energi untuk pergi ke toko nanti.
Langkah 8. Waspadai masalah dengan kontrol motorik
Orang dengan bisu selektif biasanya memiliki keterampilan motorik rata-rata (meskipun mereka mungkin tampak canggung ketika berada dalam situasi sosial). Namun, biasanya orang autis berjuang dengan kontrol motorik dalam beberapa cara, dan bergerak dengan canggung atau canggung. Mereka sering tahu bagaimana mereka harus bergerak, tetapi tubuh mereka tidak bekerja sama. Perjuangan dengan kontrol motor bisa terlihat seperti…
- Koordinasi yang buruk (mungkin terus-menerus kehilangan keseimbangan, menabrak sesuatu, menjatuhkan barang, atau "tersandung sendiri")
- Kesulitan menulis atau mengetik
- Kesulitan berpakaian secara mandiri, dan/atau kesulitan dengan ritsleting, kancing, dan mengikat sepatu
- Kesulitan berbicara dengan jelas; mungkin memiliki suara yang tidak biasa
- Kesulitan mengendalikan gerakan mereka (misalnya menunjuk ke hal yang salah)
Langkah 9. Pertimbangkan krisis dan penghentian
Ketika kewalahan oleh sesuatu (seperti input sensorik, perubahan rutinitas, atau emosi yang terlalu kuat), orang autis mungkin mengalami kehancuran atau penutupan. Berapa lama itu berlangsung tergantung pada situasinya, tetapi satu-satunya pengobatan untuk kehancuran atau penutupan adalah tempat yang tenang untuk beristirahat. Meltdown dan shutdown tidak terjadi dalam mutisme selektif.
- Meltdown dapat melibatkan teriakan, tangisan, jatuh ke lantai, dan dalam beberapa kasus, melukai diri sendiri. (Jika orang tersebut belajar untuk berperilaku agresif, mereka mungkin melakukan hal-hal seperti memukul, menendang, atau menggigit benda atau orang, tetapi kebanyakan orang autis tidak melakukan kekerasan.) Mereka mungkin terlihat seperti amarah di permukaan, tetapi tidak seperti amukan, kehancuran tidak bisa berhenti.
- Shutdown pada dasarnya adalah kehancuran yang berbalik ke dalam. Orang tersebut mungkin kesulitan untuk berbicara atau berhenti berbicara, kehilangan keterampilan untuk sementara, dan merasa lelah dengan hal-hal yang biasanya dapat mereka toleransi. Mereka sering "berlari dengan asap", dan dalam kasus yang parah, mungkin berjuang untuk merawat diri mereka sendiri selama penutupan.
- Anak-anak dengan mutisme selektif mungkin membuat ulah dalam upaya untuk menghindari situasi sosial, tetapi amukan ini berada di bawah kendali anak dan terbatas pada anak-anak. Meltdown dan shutdown tidak dapat dikendalikan dan dapat terjadi pada usia berapa pun.
Langkah 10. Perhatikan usia onset
Autisme adalah seumur hidup dan berkembang di dalam rahim, meskipun sering dikenali pada anak usia dini atau setelahnya. Bisu selektif sering berkembang selama masa kanak-kanak, sering antara dua dan empat tahun, meskipun mungkin tidak terdiagnosis sampai anak masuk sekolah.
Bisu selektif tidak dapat diatasi, tetapi dapat diatasi dengan pengobatan selama masa kanak-kanak dan dewasa. Autisme bersifat permanen dan tidak akan hilang, meskipun orang autis dapat mempelajari cara-cara alternatif untuk berkomunikasi dan mengelola lingkungan mereka
Bagian 3 dari 3: Mencari Diagnosis
Langkah 1. Penelitian autisme dan mutisme selektif
Sementara kriteria diagnostik adalah tempat yang baik untuk memulai, itu tidak selalu menjelaskan bagaimana kondisi terlihat dalam kehidupan nyata. Luangkan waktu untuk meneliti dan membaca tentang autisme dan bisu selektif; Artikel autisme wikiHow adalah tempat yang baik untuk memulai jika Anda mencurigai autisme.
- Baca dari berbagai orang autis dan orang-orang yang memiliki atau memiliki mutisme selektif. Autisme adalah spektrum yang luas (dan dapat diabaikan pada anak perempuan dan orang kulit berwarna), dan bisu selektif terlihat berbeda pada setiap orang. Anda atau anak Anda mungkin berhubungan lebih baik dengan satu orang daripada dengan orang lain.
- Coba posting deskripsi perilaku Anda atau anak Anda di #AskAnAutistic atau #AskingAutistics. Meskipun mereka tidak dapat memberikan diagnosis resmi, orang autis sering dapat membedakan apakah orang lain autis, atau jika mereka mungkin memiliki sesuatu yang lain. (Anda dapat menggunakan nama palsu jika Anda khawatir tentang privasi.)
- Hindari organisasi yang menyebarkan ketakutan seperti Autism Speaks. Baik autisme maupun mutisme selektif tidak merusak kehidupan, dan "tidak berbicara" tidak berarti "tidak cerdas".
Langkah 2. Lihat kondisi serupa
Jika bisu selektif atau autisme tampaknya tidak cocok, mungkin ada kondisi lain yang lebih menjelaskan apa yang terjadi dengan Anda atau anak Anda. Jangan takut untuk meneliti kondisi lain dan mencari nasihat profesional. Beberapa kondisi yang terlihat serupa antara lain:
- Kecemasan sosial
- Ketidakmampuan belajar nonverbal
- Gangguan perlekatan reaktif (jika anak diabaikan pada masa bayi)
- Gangguan stres pasca-trauma (jika trauma terjadi)
- Gangguan komunikasi sosial
- Tuli atau gangguan pendengaran
- Pengetahuan bahasa yang terbatas (jika orang tersebut multibahasa)
- Rasa malu (jika orang tersebut mulai berbicara setelah mereka merasa nyaman)
Langkah 3. Perhatikan bahwa kondisi tidak dapat didiagnosis bersama-sama
Di bawah kriteria DSM-V dan ICD-10, mutisme selektif dan autisme tidak dianggap sebagai kondisi komorbiditas, dan seseorang tidak dapat didiagnosis dengan keduanya. Namun, beberapa orang autis melaporkan mengalami mutisme selektif juga. Mungkin saja orang tersebut memiliki keduanya, tetapi keduanya tidak dapat didiagnosis bersama-sama.
Langkah 4. Bicaralah dengan orang-orang yang terlibat dalam kehidupan anak
Jika Anda mencurigai seorang anak yang Anda kenal mungkin autis atau bisu selektif, hubungi orang lain yang berinteraksi dengan mereka secara teratur (seperti guru, pengasuh anak, atau orang tua mereka). Tanyakan bagaimana perilaku anak di lingkungan lain, seperti di sekolah, dan jangan takut untuk menyampaikan kekhawatiran Anda.
- Misalnya, Anda dapat bertanya kepada guru anak Anda, "Bagaimana Diana bergaul dengan teman-teman sekelasnya?"
- Perhatikan komentar tentang interaksi sosial (misalnya, "Dia anak yang sangat cerdas, tetapi dia tidak berpartisipasi dalam diskusi kelompok; apakah dia berbicara di rumah?" atau "Mereka tampaknya tidak menghabiskan waktu dengan teman sebayanya. Apakah mereka menghabiskan waktu dengan teman sebaya di sekolah?").
Langkah 5. Temui dokter untuk diagnosis
Sementara penelitian dapat membantu Anda memahami apa yang terjadi dengan Anda atau anak Anda, hanya seorang profesional yang dapat mendiagnosis autisme atau mutisme selektif. Tuliskan apa yang Anda atau anak Anda alami dan buatlah janji dengan dokter Anda; mereka harus dapat merujuk Anda ke seseorang yang dapat membantu diagnosis.
Tip:
Jika Anda atau anak Anda mengalami kesulitan dalam berbicara, cobalah membawa formulir AAC untuk membantu komunikasi. Misalnya, Anda atau anak Anda mungkin dapat menulis atau mengetik alih-alih berbicara.
Tips
- Komunikasi Alternatif dan Augmentatif tersedia untuk orang yang tidak dapat berbicara. Mereka sering dirancang untuk orang-orang autis yang tidak berbicara atau sebagian tidak berbicara, tetapi mereka juga dapat bekerja untuk orang-orang dengan bisu selektif.
- Sementara banyak orang mengatakan bahwa bisu selektif cenderung muncul di lingkungan kelas, itu juga ada di luar kelas. Seseorang dengan bisu selektif dapat berinteraksi dengan baik di kelas, tetapi kemudian diam dalam situasi lain (misalnya di dokter atau dengan keluarga besar).
- Seseorang dengan mutisme selektif tidak mencoba untuk menentang atau manipulatif. Mereka hanya tidak bisa bicara.